Contoh Perencanaan Daerah Angkur Berdasarkan Metode Beban Kerja


Contoh Perencanaan Daerah Angkur Berdasarkan Metode Beban Kerja

Diketahui:
Desain daerah pengangkuran ujung dari suatu balok pasca tarik seperti tergambar di bawah ini. Masing-masing tendon terdiri atas 14 – D13 strand jenis relaksasi rendah yang mempunyai tegangan ultimit 1860 MPa. Pada saat penarikan, tegangan maksimum pada strand mencapai 0,75 fpu. Mutu beton pada saat penarikan adalah 34,5 MPa.
angkur 1
Jawab:
Check tegangan tumpu di bawah pelat angkur. 
Gaya yang bekerja pada masing-masing pelat angkur pada saat penarikan
P = 14*100*0,75*1860 = 1950 kN
Luas bersih pelat angkur:
A = (400*400)-(3.14*100^2)/4 = 152146 mm
ft = P/A = 1950*10^3/152146 = 12.8 MPa
Tegangan tumpu yang terjadi hanya mencapai
37% f’ci <= 45% fci (Ok!)
Hitung gaya tarik melintang.
Karena posisi kedua pelat angkur berdekatan, maka kedua gaya pada pelat-pelat tersebut dapat digabungkan sehingga;
P = 2*1950 kN = 3900 kN
Gaya P gabungan ini bekerja pada pelat angkur yang mempunyai lebar 400 mm dan tinggi 800 mm.
T = 0.25*3900*(1-800/1500) = 455 kN
Hitung kebutuhan tulangan melintang.
Luas tulangan yang dibutuhkan untuk menjaga agar tegangan yang terjadi pada tulangan lebih kecil daripada 0,5 fy:
As = T/(0.5*fy) = 455*10^3/(0.5*400) = 2275 mm^2
Gunakan tulangan sengkang tertutup D10 sehingga jumlah sengkang yang dibutuhkan adalah
n = 2275/(78.5*2) = 15
Untuk mengontrol spalling, diperlukan tulangan untuk menahan gaya tarik sebesar 0,02*P, yaitu:
Ts = 0.02*3900 = 78 kN
Sehingga jumlah tulangan yang dibutuhkan
As = Ts/(0.5*fy) = 78*10^3/(0.5*400) = 390 mm^2
Jadi gunakan 4D13. Sebagai tambahan, pasang 8 tulangan U berdiameter 10 mm untuk mengontrol retak splitting vertikal pada muka ujung balok
Detailing Penulangan
angkur 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar